23 January 2008

Antara 22-Jan-08: Pemerintah Percepat Swasembada Kedelai Jadi 2011

PEMERINTAH PERCEPAT SWASEMBADA KEDELAI JADI 2011
Jakarta, 22/1 (ANTARA) - Pemerintah akan mempercepat pencapaian swasembada kedelai dari yang sebelumnya ditargetkan pada 2015 menjadi 2011 dengan produksi dalam negeri sebanyak 2 juta ton. 

Menteri Pertanian Anton Apriyantono di Jakarta, Selasa menyatakan, kondisi harga kedelai yang bagus saat ini merupakan saat yang tepat untuk meningkatkan produksi dalam negeri. 

"Karena harga yang bagus maka swasembada kedelai akan dipercepat menjadi 2010 dari rencana 2015," katanya disela Rapat Dengar Pendapat antara Komisi VI DPR dengan Menteri Pertanian, Menteri Perindustrian, Menteri Perdag angan, Menteri Negara Koperasi dan UKM, Dirut Perum Bulog serta Dirut PT Pertani. 

Anton menyatakan, untuk mencapai target produksi kedelai 2 juta ton pada 2011 tersebut salah satunya dilakukan dengan perluasan areal tanam hingga 1,2 juta hektar serat meningkatkan produktivitas dari 1,3 ton per hektar menjadi 2 ton per hektar. 

Berdasarkan catatan Departemen Pertanian, pada tahun 1992 produksi kedelai nasional pernah mencapai 1,8 juta ton namun kondisi tersebut tidak berlangsung lama kemudian semakin menurun dari tahun ke tahun. 

Pada tahun 2000 produksi kedelai menjadi 1,01 juta ton dengan luas panen 824.484 ribu ha serta produktivitas 1,1 ton/ha namun empat tahun kemudian turun menjadi 723.483 ton serta luas panen 565.155 ha dan produktivitas 1,2 ton/ha pada 2004. 

Badan Pusat Statistik mencatat, produksi kedelai nasional pada 2007 semakin anjlok menjadi 608.263 ton karena luas panen juga menurun menjadi 464.427 ha meskipun produktivitas tanaman meningkat menjadi 1,3 ton/ha. 

Jika kebutuhan kedelai dalam negeri sekitar 1,8 hingga 2 juta ton per tahun maka untuk memenuhi konsumsi kedelai nasional dilakukan dengan mengimpor rata-rata 1,2 juta ton per tahun. 

Mentan mengatakan, penurunan produksi kedelai dalam negeri disebabkan usaha budidaya komoditas tanaman tersebut tidak menguntungkan secara ekonomis karena harga kedelai relatif murah sehingga petani enggan menanamnya. 

Sementara itu, tambahnya, kedelai impor yang mendapatkan subsidi dari pemerintahnya bisa dipasarkan dengan harga murah sehingga menjadikan daya saing produksi petani semakin lemah. 

"Oleh karena itu untuk mendorong petani kembali menanam kedelai pemerintah akan memberikan jaminan harga yang stabil pada tingkat Rp5500-Rp6000/kg," katanya. 

Selain itu, tambahnya, juga memberikan jaminan pasar misalnya melalui program kemitraan Bulog dengan petani sehingga hasil panen mereka ada kepastian akan terbeli. 

Di tingkat h ulu akan melibatkan BUMN seperti PT Sang Hyang Seri dan PT Pertani untuk menyediakan benih unggul serta PT Pusri, Kujang, Petrokimia Gresik dan Iskandar Muda dalam penyediaan pupuk baik kimia maupun organik. 

Dengan percepatan swasembada kedelai diperkirakan pada 2011 impor kedelai hanya 241.594 ton atau 9,8 persen dari kebutuhan 2,46 juta jika produksi dalam negeri sebanyak 2,22 juta ton terpenuhi. 

(T.S025/B/M012/M012) 22-01-2008 19:20:26 NNNN