07 February 2008

Bisnis 6-Feb-08: Kalteng kembangkan kedelai

Rabu, 06/02/2008

Kalteng kembangkan kedelai

JAKARTA: Provinsi Kalimantan Tengah mengembangkan tanaman kedelai seluas 100.000 ha, sebagai upaya mengatasi krisis bahan baku tempe dan tahu di Tanah Air.

Gubernur Kalteng Teras Narang mengungkapkan pembukaan lahan kedelai seluas itu akan direalisasikan dalam jangka waktu tiga tahun.

"Untuk tahap pertama [tahun ini] dibuka 15.000 ha di enam kabupaten di Kalteng yang memiliki kemampuan mengembangkan kedelai," ujarnya kemarin.�

Kalteng saat ini memiliki� sentra tanaman kedelai antara lain di Pulang Pisau, Kotawaringin Timur dan wilayah Kelampangan dan Kota Palangka Raya.

Bila program pengembangan 100.000 ha tanaman kedelai terealiasi, menurut Narang, maka pada 2010 produksi komoditas itu di Kalteng menembus angka 130.000 ton per tahun. "Hal itu dimungkinkan karena� asumsi produktivitas kedelai di Kalteng saat ini sekitar 1,3 ton per ha."

Dia mengakui proyek pengembangan 100.000 ha kedelai� terbilang ambisius, mengingat produksi kedelai provinsi yang dipimpinnya masih sekitar 700 per tahun-800 ton per tahun. Angka tersebut belum mampu mencukupi kebutuhan kedelai Kalteng yang mencapai 1.200 ton per tahun.

Produksi kedelai Kalteng tadi bahkan hanya menyumbang 0,1% bagi kontribusi nasional, meski tiap tahun mengalami peningkatan produksi 20%.

Bantuan bibit

Tapi, Narang optimistis proyek pengembangan 100.000 ha tanaman kedelai dapat terwujud, asalkan mendapat dukungan dari pemerintah pusat. "Kami mengharapkan Deptan memberikan bantuan bibit kedelai kepada para petani di Kalteng yang akan mengembangkan tanaman tersebut."�

Di sisi pemerintah daerah, menurut dia, jajarannya akan berupaya menggairahkan kembali para petani setempat untuk menanam kedelai yang dalam beberapa tahun lalu enggan menggembangkannya karena harga jualnya tidak kompetitif.

"Pengembangan pertanian kedelai skala luas tadi juga sebagai upaya menghilangkan kebiasaan pembakaran lahan yang dilakukan masyarakat. Melalui program itu diharapkan dapat diterapkan pola tanam berkesinambungan dengan tanaman padi," tandasnya.

Oleh karena itu, Narang menegaskan sasaran utama dari pengembangan 100.000 ha tanaman kedelai adalah lahan-lahan terlantar milik masyarakat yang sering menimbulkan bencana kebakaran hutan dan lahan.

"Kalau bisa kita harapkan petani dapat melakukan intensifikasi pertanian guna meningkatkan produktifitas lahan hingga 1,5 ton per ha," tandasnya.

Oleh Ismail Fahmi
Bisnis Indonesia

http://web.bisnis.com/edisi-cetak/edisi-harian/agribisnis/1id42248.html