12 February 2008

Kompas 12-Feb-08: Rp 1 Triliun untuk Produksi Kedelai

Rp 1 Triliun untuk Produksi Kedelai
Selasa, 12 Februari 2008 | 02:58 WIB

Jakarta, Kompas - Pemerintah mengalokasikan dana Rp 1 triliun untuk meningkatkan produksi komoditas tanaman pangan. Oleh Departemen Pertanian dana tersebut akan digunakan untuk meningkatkan produksi kedelai nasional, yaitu 608.263 ton pada tahun 2007 menjadi 1 juta ton pada tahun ini.

Sebelumnya, Deptan hanya menargetkan produksi sebanyak 710.915 ton atau naik 20 persen dibandingkan dengan 2007. Target produksi lalu direvisi menjadi 800.000-900.000 ton.

Sekretaris Jenderal Deptan Hasanudin Ibrahim, Senin (11/2) di Jakarta, mengatakan, tambahan anggaran Rp 1 triliun akan dimanfaatkan antara lain untuk memberikan bantuan benih kedelai varietas unggul kepada petani.

Dana itu diambil dari APBN Perubahan 2008, yaitu dari hasil penghematan sebesar 15 persen dari anggaran departemen dan lembaga nondepartemen.

Penghematan di Deptan mencapai Rp 1,395 triliun. Sebelumnya, anggaran Deptan dalam APBN 2008 sebesar Rp 9,3 triliun.

Meski realisasi anggaran peningkatan produksi pertanian itu baru ditetapkan dalam APBN-P, Hasanudin meyakini, alokasinya tidak terlambat. Itu disebabkan musim tanam kedelai dilakukan saat musim hujan mulai berkurang atau di musim gadu.

Ia menjelaskan, untuk memproduksi 1 juta ton kedelai diperlukan lahan seluas 1 juta hektar. Dari 1 juta hektar itu, 600.000 hektar di antaranya tidak memerlukan intervensi pemerintah sebab petani sendiri yang akan menanaminya. Petani tertarik karena ada jaminan harga yang relatif tinggi saat panen nanti.

Saat ini harga kedelai lokal Rp 6.500 per kilogram atau naik Rp 3.000 dari tahun lalu. Namun, harga kedelai di luar Jawa masih ada yang di bawah Rp Rp 5.000 per kg, dampak dari masalah transportasi.

Jaminan pasar

Menurut Hasanudin, pihak swasta akan diajak untuk menanam kedelai dengan insentif jaminan harga dan pembelian barang, yang diawali pada awal tahun. Perum Bulog dan BRI akan bertindak sebagai penjamin. Budidaya sistem ini akan dilakukan di lahan seluas 120 hektar.

Dalam diskusi yang diselenggarakan Fraksi Partai Golkar (F-PG) DPR, anggota F-PG Bomer Pasaribu mengatakan, pertanian Indonesia kekurangan daya dukung lahan pertanian.

Kondisinya menjadi semakin buruk karena konversi lahan pertanian yang subur untuk industri, perumahan, perkantoran, atau sektor lain terus terjadi. Tiap tahun rata-rata 35.000 hektar sawah beririgasi dikonversi. (MAS)

http://www.kompas.com/kompascetak/read.php?cnt=.kompascetak.xml.2008.02.12.02580349&channel=2&mn=3&idx=3