28 January 2008

Tempo 25-Jan-08: Polisi Temukan Gudang Penimbunan 13 Ribu Ton Kedelai

Polisi Temukan Gudang Penimbunan 13 Ribu Ton Kedelai
Jum'at, 25 Januari 2008 | 20:06 WIB

TEMPO InteraktifSurabaya:
Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Wilayah Kota Besar Surabaya menemukan gudang tempat menimbun 13 ribu ton kedelai di Jalan Dupak Rukun 71 Surabaya, Jumat (25/1). 

Letak gudang itu tersembunyi karena berada di dalam area pabrik garam PT Susanti Megah. Sejak tahun lalu, PT Susanti menyewakan gudang itu kepada PT Cargill Indonesia. 

Ketika digeledah, didalamnya terdapat butiran-butiran kedelai yang menggunung hingga mencapai ketinggian sekitar 8 meter. Sebagian kecil dari kedelai-kedelai tersebut telah dipak ke dalam glansing. 

"Ini mengherankan. Di masyarakat kedelai langka, tapi disini ada barangnya segini banyak," kata Kapolwiltabes Surabaya Komisaris Besar Anang Iskandar yang datang ke lokasi sambil menggeleng-gelengkan kepala. 

Anang menduga ada indikasi kesengajaan untuk menimbun bahan baku pokok tempe dan tahu yang belakangan ini harganya membumbung. Pasalnya, dari dokumen yang didapatkan polisi, PT Cargill Indonesia yang berkartor pusat di Plaza Bapindo, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, itu mengimpor kedelai dari Amerika Serikat pada tahun 2007 lalu sebanyak 22 ribu ton. 

Namun yang mengherankan, impor yang diperuntukkan untuk mencukupi kebutuhan pada tahun lalu itu hingga akhir tahun hanya tersalur 9 ribu ton hingga awal 2008. 

Meski begitu, polisi belum dapat menyegel gudang tersebut karena belum menemukan indikasi pelanggaran pidana. "Kami masih akan menanyakan ke Deperindag mengapa izin impor tahun lalu, kok sampai sekarang sebagian besar barangnya tidak disalurkan," kata Anang yang didampingi Kasatreskrim Polwiltabes Surabaya, AKBP Dedi Prasetyo dan Kapolresta Surabaya Utara AKBP Nasri. 
Hingga Jumat sore, polisi masih menyelidiki keberadaan kedelai-kedelai tersebut dengan meminta keterangan Ardiansyah, Trading Manager PT Cargill dan Operatinonal Surveyor PT Cargill Ida Bagus Made Oka. Menurut keterangan kedua orang tersebut, selama ini PT Cargill masih mengantongi izin remi penjualan kedelai ke masyarakat. 

Menurut Ardiansyah, Cargill melepas kedelai ke pasaran dengan harga Rp 6.950 per kilogram. Polisi juga berupaya untuk mengadakan kontak dengan pimpinan PT Cargill bernama Clemen Tan yang berkewarganegaraan asing. "Kita akan selidiki pengakuan mereka," kata Dedi. Kukuh Wibowo

http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2008/01/25/brk,20080125-116214,id.html


No comments: