20 February 2008

Bisnis 18-Feb-08: Pemerintah jaga harga HPP kedelai minimum Rp5.500 per kg


Agribisnis
Senin, 18/02/2008
Pemerintah jaga harga HPP kedelai minimum Rp5.500 per kg
JAKARTA: Pemerintah akan menjaga harga kedelai di tingkat perajin tahu dan tempe stabil pada batas harga minimum Rp5.500 per kg dan maksimal Rp6.500 per kg melalui pengadaan kedelai lokal oleh Perum Bulog.

"Harga di pasar kita harapkan tidak lebih dari Rp6.000-Rp6.500 per kg sampai di tingkat produsen tahu tempe. Itu bagi petani sudah untung, mungkin konsumen bilang mahal tetapi tempe dan tahu kandungan gizinya lebih tingggi daripada nasi," kata Dirjen Tanaman Pangan, Departemen Pertanian, Sutarto Alimoeso, akhir pekan lalu.

Dalam rangka itu, Deptan bersama Perum Bulog dan Bank Artha Graha Internasional akan bekerja sama untuk mendorong petani menanam kedelai sehingga produksi nasional meningkat hingga mencapai status swasembada.

Kerja sama itu akan ditindaklanjuti dengan penandatanganan nota kesepahaman dalam waktu dekat itu.

Nota itu isinya berupa program jaminan pembelian kedelai petani dengan harga yang ditetapkan pemerintah (HPP/harga pembelian pemerintah) dan Bulog sebagai penyalur kebutuhan perajin tahu dan tempe melalui Inkopti (Induk Koperasi Tahu Tempe) dan Primkopti (Primer Koprasi Tahu Tempe Indonesia).

Kebutuhan dan produksi kedelai (juta ton)
Kebutuhan2
Produktivitas1,3
Pasokan impor1,2
Pasokan dalam negeri0,6
Sumber: Ditjen Tanaman Pangan, 2008

"Kita harapkan minimum [HPP] bisa Rp5.500 per kg. Ini sesuai dengan desakan rakyat melalui DPR. Bulog diminta menjadi penyangga untuk komoditas kedelai," ujarnya.

Dengan HPP sebesar itu, lanjutnya, harga kedelai di tingkat pengrajin tahu dan tempe dapat ditahan antara Rp6.000 dan Rp6.500 per kg. Deptan nantinya akan membina petani untuk mengelola lahan kedelai seluas minimal 100.000-200.000 hektare yang diperkirakan bisa memproduksi sekitar 300.000 ton per tahun.

Menurut dia, butir utama yang akan dimasukkan dalam MoU antara Deptan dan Perum Bulog adalah Ditjen Tanaman Pangan bersama dinas pertanian serta pemprov melakukan pembinaan pada petani.

Produksi naik

Selanjutnya hasil produksi akan dibeli Bulog dengan patokan HPP dengan menggunakan fasilitas anggaran dari perbankan. Menurut dia, peran Bulog sebagai offtaker yang membeli kedelai sesuai HPP diharapkan bisa meningkatkan produksi kedelai nasional. Jaminan harga akan menyokong upaya pemerintah menuju kemandirian produksi kedelai, hingga mampu mencukupi kebutuhan dalam negeri.

Produksi kedelai dalam negeri tahun lalu baru mencapai sekitar 600.000 ton, jauh lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat dalam setahun yang mencapai 1,8 juta hingga dua juta ton. "Kita harapkan dengan itu petani bergairah (menanam kedelai) dan mendapat keuntungannya wajar," katanya.

Selama ini, kebutuhan kedelai yang sebesar 1,8 juta ton hingga 2 juta ton per tahun lebih banyak dipasok dari impor mengingat produksi dalam negeri hanya 600.000 ton. (k34) (linda.silitonga@bisnis.co.id/martin.sihombing@bisnis.co.id)

Oleh Linda T. Silitonga & Martin Sihombing
Bisnis Indonesia

© Copyright 2001 Bisnis Indonesia. All rights reserved. Reproduction in whole or in part without permission is prohibited.

No comments: