05 March 2008

Kompas 3-Mar-08: Harga Kedelai Naik Lagi (Bandar Lampung)

Harga Kedelai Naik Lagi
Pemerintah Belum Merealisasikan Subsidi
Kompas/Helena F Nababan / Kompas Images
Bejo, perajin tempe di Gunung Sulah, Sukarame, Bandar Lampung, mencampur biji kedelai yang sudah direbus untuk segera diberi ragi di tempat usaha miliknya, Sabtu (1/3). Sudah hampir empat hari ini perajin tahu dan tempe kembali mengeluhkan kenaikan harga kedelai.

Senin, 3 Maret 2008 | 02:30 WIB

Bandar Lampung, Kompas - Perajin tahu dan tempe di Bandar Lampung kembali mengeluhkan kenaikan harga kedelai, dari sebelumnya Rp 6.600 per kilogram menjadi Rp 7.000. Perajin mendesak pemerintah untuk segera menyalurkan subsidi kedelai yang sudah direncanakan.

Pemantauan Kompas di sentra perajin tahu dan tempe di Bandar Lampung, Sabtu (1/3), menunjukkan, harga kedelai merambat naik lagi sejak Rabu pekan lalu. Para perajin tetap berupaya mempertahankan produksi, tetapi dengan jumlah kedelai yang terus berkurang.

Suyitno, perajin tempe di Gunung Sulah, Kecamatan Sukarame, mengatakan, pada Januari 2008, saat harga kedelai naik menjadi Rp 7.000 per kilogram (kg), ia sudah menurunkan jumlah kedelai yang diolah. Sebelumnya ia mampu mengolah 100 kg kedelai, lalu menjadi 80 kilogram. Dalam sepekan ini Suyitno setiap hari hanya mampu mengolah 50-60 kg kedelai.

”Pada saat harga kedelai naik saya tidak bisa menaikkan harga tempe. Konsumen tetap menginginkan harga Rp 800 dan Rp 1.200,” katanya.

Ketua I Koperasi Perajin Tahu Tempe Indonesia (Koptti) Bandar Lampung Alim S mengatakan, tingginya harga kedelai yang dihadapi perajin sebetulnya bisa dibantu melalui subsidi pembelian Rp 1.000 per kg. Namun, pemerintah belum merealisasikan subsidi tersebut.

Menurut catatan Koptti Bandar Lampung, kenaikan harga kedelai menyebabkan 75 perajin tahu dan tempe serta 75 perajin lain menjadi buruh bangunan.

Naik semua

Selain kedelai, harga hampir semua kebutuhan pokok di sejumlah daerah ikut naik. Salah satu penyebab terjadinya kenaikan harga adalah tersendatnya pasokan.

Gara-gara pasokan dari Sumatera Selatan tersendat, harga cabai merah di Pasar Angsoduo, Kota Jambi, misalnya, melonjak, dari Rp 12.000 per kg menjadi Rp 20.000. Pada pagi hari harga cabai merah bahkan sempat menjadi Rp 25.000 per kg. Harga daging sapi yang sebelumnya Rp 55.000 per kg naik menjadi Rp 60.000.

Kenaikan harga sayur juga terjadi di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Di Pasar Naikoten, misalnya, harga sawi putih naik dari Rp 10.000 per kg naik menjadi Rp 13.000, kangkung Rp 3.000 (sebelumnya Rp 2.000) per ikat, bawang merah Rp 20.000 (dari Rp 15.000), dan kacang panjang Rp 3.000 (dari Rp 2.000) per ons.

Harga minyak goreng tidak ketinggalan terus naik, seperti yang terjadi di Padang (Sumatera Barat), Medan (Sumatera Utara), Magelang (Jawa Tengah), dan Yogyakarta. (HLN/ITA/WSI/ART// WKM/EGI/A08/KOR)

No comments: