27 January 2008

Kompas 26-Jan-08: Petani Tak Dapat Penuhi Pasar (Sumatera Utara)

Petani Tak Dapat Penuhi Pasar
Sabtu, 26 januari 2008 | 13:04 WIB

Medan, Kompas - Petani tidak bisa memenuhi permintaan kebutuhan jagung di Sumatera Utara. Padahal, untuk pakan ternak saja, dibutuhkan 1.000-1.500 ton jagung per hari. Akibatnya, sebagian besar jagung dipenuhi dari impor. Sementara sarana pascapanen, yang juga persolaan lama, dituding sebagai pemicu kondisi ini.

”Permintaan selalu tinggi. Karena itu, kami ingin memperluas lahan dari 40 hektar menjadi 100 hektar. Permintaan dari industri belum dapat kami penuhi,” kata pengusaha jagung asal Medan, Mak Pak Kim, Jumat (25/1), dalam diskusi bersama Dewan Jagung Nasional di Medan.

Kim optimistis harga jagung akan membaik, asalkan sarana pascapanen memadai. Saat ini harga jagung kering Rp 2.450 per kilogram (kg), sedangkan jagung basah Rp 1.800-Rp 2.000 per kg.

Persoalan hama pengganggu tanaman jagung, menurut Kim, sudah diatasi sehingga tingkat produksi bisa mencapai 14 ton per hektar. Selain sarana pascapanen, petani juga menghadapi persoalan pengembangan usaha pertanian jagung. ”Para petani kesulitan meminjam modal dari bank untuk memperluas tanaman jagung,” ujarnya.

Wakil Kepala Dinas Pertanian Sumut Rustam Djamaan membenarkan adanya kekurangan stok jagung. Persoalan sarana pascapanen juga diakuinya sebagai kendala serius. Kurangnya sarana pascapanen yang memadai itu membuat petani tidak bisa menyimpan produk mereka lebih lama. Akibatnya, harga jagung kerap labil saat masa panen lewat.

Anggota Dewan Jagung Nasional, Fadel Muhammad, menuturkan, secara nasional kebutuhan jagung Indonesia sebanyak 16 ton-17 juta ton per tahun. Kebutuhan itu kebanyakan masih dipenuhi jagung impor.

”Pengembangan jagung butuh intervensi pemerintah. Jika tidak, petani tidak akan bergairah menanam jagung, apalagi jika harganya tidak stabil. (ndy)

http://www.kompas.com/kompascetak/read.php?cnt=.kompascetak.xml.2008.01.26.13042049&channel=2&mn=9&idx=9

No comments: