20 January 2008

Kompas 18-Jan-08: Pemerintah Harus Beri Insentif Petani Kedelai

Pemerintah Harus Beri Insentif Petani Kedelai
Jumat, 18 januari 2008 | 15:35 WIB

JAKARTA,JUMAT - Pemerintah diminta memberikan insentif kepada petani kedelai jika ingin mendongkrak produksi komoditas pangan tersebut. Tenaga Ahli Menteri Pertanian Bidang Budidaya Tanaman, Baran Wirawan di Jakarta, Jumat (18/1) menyatakan, salah satu faktor penyebab rendahnya produksi kedelai nasional selama ini karena petani enggan menanamnya. "Petani tidak tertarik memproduksi kedelai karena tidak menguntungkan, terlebih lagi harus bersaing dengan produk impor," katanya.
     
Kondisi tersebut mengakibatkan produksi dalam negeri rendah bahkan tidak mampu mencukupi kebutuhan kedelai nasional yang setiap tahunnya mencapai dua juta ton. Sementara itu produksi kedelai nasional setiap tahun hanya sekitar 600 ribu ton sehingga untuk mencukupi kekurangan dalam negeri harus mengimpor sekitar 1,2 juta ton per tahun. "Ketergantungan yang sangat tinggi terhadap kedelai impor tersebut akhirnya merugikan kita ketika harga melambung seperti saat ini," katanya.
     
Tak hanya itu, tambahnya, usaha budidaya kedelai juga kurang menguntungkan dibanding dengan pertanian tanaman pangan lain seperti padi dan jagung. Dia mengungkapkan jika produksi padi sekitar enam ton per hektar sementara harga pembelian pemerintah untuk gabah kering panen sebesar Rp2000/kg maka petani padi mendapatkan penghasilan Rp12 juta per hektar.

Begitu juga dengan tanaman jagung dengan produktivitas lahan enam ton per hektar dan harga Rp2000/kg maka pendapatan yang diperoleh petani mencapai Rp12 juta. Sedangkan petani kedelai dengan produktivitas lahan satu ton per hektar sementara harga Rp4000/kg hanya mendapatkan penghasilan Rp4 juta.

Menurut dia, selama ini pemerintah banyak memberikan kemudahan kepada kedelai impor sementara kedelai dalam negeri tidak mendapatkan insentif apapun. Baran mengungkapkan, sebenarnya sejak dua tahun lalu Departemen Pertanian telah menetapkan program Kedelai Bangkit untuk meningkatkan produksi dalam negeri. "Namun karena karena tidak ada insentif yang memadai maka Kedelai tidak bisa bangkit sepenuhnya," katanya.

Menurut dia, insentif untuk kedelai tersebut selain di sektor produksi juga diperlukan pada sektor pemasaran maupun pembiayaan. Untuk melaksanakan Program Bangkit Kedelai, lanjutnya, memerlukan perhatian yang serius tidak hanya dari Deptan namun juga instansi lain seperti Departemen Perdagangan, Departemen Perindustrian maupun lembaga pembiayaan.

Menyinggung bentuk insentif yang bisa diberikan ke petani untuk mengatasi persoalan yang terjadi saat ini, Baran mengatakan, salah satunya berupa insentif harga sehingga menguntungkan petani produsen namun tetap tidak memberatkan produsen tahu/tempe selaku konsumen kedelai. Selain insentif ke petani, menurut dia, untuk meningkatkan produksi kedelai dalam negeri perlu dukungan infrastruktur maupun teknologi benih.

Sementara itu mengenai perlunya harga patokan kedelai untuk meredam melambungnya harga komoditas tersebut saat ini, dia mengatakan, dengan besaran Rp5.500-Rp6.000/kg sudah cukup menguntungkan petani. "Jika budidaya kedelai menguntungkan mudah-mudahan perbankan tertarik memberikan kemudahan pembiayaan," katanya.


EDJ
http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.18.15351915&channel=1&mn=15&idx=16

No comments: