26 January 2008

Kompas 25-Jan-08: Kedelai korban permainan dagang

Jumat, 25/01/2008 15:26 WIB

Kedelai korban permainan dagang

oleh : Djony Edward

BANJARMASIN (Antara): Sejumlah anggota Komisi II bidang ekonomi keuangan DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel), berpendapat, persoalan kedelai yang belakangan ramai menjadi pembicaraan tidak terlepas dari permainan dagang atau pedagang. 

Selain itu, masih kurang seriusnya pemerintah menangani persoalan kedelai tersebut, baik terkait harga maupun upaya peningkatan penanamannya, kata anggota Komisi II DPRD Kalsel, H.Husaini Aliman dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) dan H.Mardiansyah, SE, MM asal Fraksi Partai Bintang Reformasi (PBR) di Banjarmasin, Jum`at. 

Kedua orang wakil rakyat dari partai yang berbeda itu menunjuk salah satu contoh permainan dagang, ketika para petani menanam kedelai, harga komoditi tersebut menurun atau tidak sesuai biaya produksi yang mereka keluarkan dengan pendapatan/hasil jual. 

Penurunan tersebut dengan berbagai alasan antara lain, kualitas kedelai, produk petani lokal kurang bagus bila dibandingkan dengan eks Pulau Jawa dan impor. 

Sementara pemerintah selain tidak mampu mengendalikan stabilitas harga agar petani tak rugi dan pedagang tak terlalu gemuk, juga terkesan kurang serius memberikan bimbingan dan pembinaan terhadap petani di daerah agar hasil produksi kedelai mereka betul-betul berkualitas sesuai permintaan pasar. 

Kedua faktor permainan dagang dan kekurang seriusan pemerintah dalam penanganan masalah kedelai tersebut, membuat petani kurang berminat, bahkan cenderung jera untuk mengusahakan penanaman kedelai dengan skala besar atau besar-besaran, kata kedua wakil rakyat dari PAN dan PBR Kalsel tersebut. 

Oleh karenanya agar tak menyalahkan masyarakat petani. Dulu ramai-ramai menanam kedelai, tapi belakangan mereka malas, bahkan beralih usaha lain yang bisa memberikan harapan lebih baik bagi pendapatan keluarga, ujar kedua orang anggota Komisi II DPRD Kalsel itu dalam percakapan dengan ANTARA Banjarmasin. 

"Padahal seperti di Kabupaten Barito Kuala (Batola), Kalsel yang baru-baru ini kami Komisi II melakukan peninjauan ke Kecamatan Wanaraya, hasil tanaman kedelai warga setempat yang mereka suguhkan cukup baik, tak ada bercak-bercak hitam yang membuat mutu komoditi itu menurun," ungkap wakil-wakil rakyat tersebut. 

Hal itu kalau pemerintah melakukan pembinaan dengan baik, seperti turut memberikan bantuan dalam penanganan pasca panen, mencarikan pangsa pasar yang baik, petani daerah pasang surut Batola bisa lebih bergairah melakukan perluasan menanam kedelai, demikian Husaini dan Mardiansyah. 

Di Kalsel beberapa waktu lalu, yang merupakan kantong produksi kedelai antara lain Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Hulu Sungai Utara (HSU), Batola dan Kabupaten Tanah Laut (Tala). 

Seperti di HSS untuk pengembangan tanaman kedelai memanfaatkan lahan lebak yang berada di kawasan rawa monoton Nagara saat musim kemarau dan Batola dengan lahan pasang surutnya, serta Tala dengan lahan kering yang dikerjakan para transmigran yang sudah puluhan tahun menetap di daerah itu.

http://web.bisnis.com/sektor-riil/agribisnis/1id40606.html

No comments: